Halaman
Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan
59
SASTRA CERMIN KEHIDUPAN
5
Bab
59
Kata Kunci
Kata Kunci
•
syair
•
tema
•
rima
•
pesan
•
Mendengarkan Pembacaan Syair
•
Menulis Cerpen
•
Membaca Kumpulan Cerpen
Materi dalam bab ini:
•
suku kata
•
baris
•
bait
•
sastra
Sumber: images.google.co.id
•
alur
•
tokoh
Bahasa Indonesia IX SMP/MTs
60
Peta Konsep
Bab 5
Sastra Cermin
Kehidupan
Mendengarkan Syair
Menulis Cerpen
Membaca Kumpulan
Cerpen
Menganalisis
unsur-unsur syair
Menulis cerpen bertolak
dari peristiwa yang
pernah dialami
Menganalisis
nilai-nilai kehidupan
Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan
61
Pada Pelajaran 2, kamu telah mendengarkan pembacaan puisi lama,
yaitu syair. Sekarang kamu akan menganalisis syair dilihat dari berbagai
unsur yang terkandung dalam syair tersebut. Unsur itu meliputi tema, isi,
pesan, rima, jumlah suku kata, jumlah baris, dan jumlah bait dalam syair.
Untuk membantu dalam menganalisis syair, bacalah kembali ciri-ciri syair
pada pembelajaran yang lalu.
Dengarkan pembacaan penggalan syair berikut ini!
SYAIR KEN TAMBUHAN
(cerita Panji)
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkan penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Perhatikan bait 1 penggalan syair di atas!
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
: terdiri atas 10 suku kata
Diiringkan pengliur dengan tadahan
: terdiri atas 12 suku kata
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan : terdiri atas 12 suku kata
Lakunya manis memberi kasihan
: terdiri atas 11 suku kata
Jika dilihat pola persajakan adalah aa aa, setiap bait terdiri atas 4 baris,
setiap baris terdiri atas 4 kata, dan keempat barisnya merupakan isi.
Mendengarkan Pembacaan Syair
A
Tujuan Pembelajaran:
Siswa diharapkan mampu menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa tema ”Syair Ken Tambuhan” di atas?
2. Jelaskan isi “Syair Ken Tambuhan” di atas!
3. Apakah makna kata.
a.
ken
b . tadahan
4. Pesan apa yang terdapat dalam syair tersebut!
5. Berikan analisismu untuk bait kedua syair di atas!
a.
jumlah suku kata setiap baris
b . jumlah baris dalam bait
c.
pola sajak
LL
LL
L
atihan 5.1atihan 5.1
atihan 5.1atihan 5.1
atihan 5.1
Bahasa Indonesia IX SMP/MTs
62
Menulis Cerpen
Tujuan Pembelajaran:
Siswa diharapkan mampu menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan
suasana/irama yang dibangun
B
Pada Pelajaran 3, kamu pernah menulis kembali isi cerpen yang pernah
kamu baca. Kali ini kamu akan belajar menulis cerpen dari peristiwa yang
pernah kamu alami.
Dalam menulis cerpen, hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah
1. tema, yaitu pokok permasalahan yang mendasari cerita,
2. tokoh, yaitu pelaku yang ada dalam cerita,
3. alur, yaitu rangkaian peristiwa atau urutan jalannya cerita ,
4. latar, yaitu tempat, waktu, dan suasana dalam cerita, dan
5. amanat, yaitu pesan yang terkandung dalam cerita.
Bacalah cerpen berikut yang ditulis berdasarkan peristiwa yang dialami
penulis dengan motor butut!
Tugas
1. Carilah syair di buku perpustakaanmu!
2. Analisislah unsur-unsur syair tersebut!
TEMAN SETIA
Karya: Atiek Sandra
Ban motor Asha kempes lagi. Padahal belum lagi dimulai perjalanan
dari sekolah ke rumahnya. Baru saja keluar dari gerbang tiba-tiba.....
pess! Kesal sekali.
Asha menoleh kanan-kiri, sepi.
“Bannya kempes, Mbak?”
Suara deru motor berhenti di sampingnya dan menyapa. Tampak
dari baju seragamnya seorang guru.
“Eh. iya Pak...”
“Di belokan, itu di bawah pohon kersen ada bengkel kecil,” lanjut
Pak Guru itu sambil menunjuk. Tak begitu jauh.
“Terima kasih Pak,” angguk Asha.
Bapak itu berlalu. Motor dituntun dengan kedongkolan yang masih bersemayam di hatinya.
Seingatnya, baru seminggu lalu dia menambalkan ban motor butut itu. Belum satu bulan Bapak
membelikan ban dalam motor itu. Tiga hari lain dia terlambat masuk kelas juga karena motor itu
mogok distarter.
Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan
63
”Uuh!” Asha mengusap keringat yang menitik di pelipis dengan ujung kerudung putihnya. Kenapa
tak ada sosok baik hati lewat dan membantu menuntunkannya. Barangkali orang yang melihat
kondisi motornya malah mencibir menertawainya “Salah sendiri, motor tua masih dipakai.”
Ah, Asha menunduk. Malu.
Rasa malu itu sebenarnya selalu dirasakan bila dia berada di tempat parkir sekolahnya. Motor
keluaran lebih sepuluh tahun lalu itu tampak mencolok di antara deretan motor teman-temannya
yang sebagian besar masih gres, keluaran terbaru. Kadang Asha sengaja mengambil motor paling
akhir atau saat sudah agak sepi.
Tapi, hasilnya seperti ini. Teman-temannya sudah berlalu dari tadi. Dia menuntun motor
beberapa ratus meter sampai ke bengkel, sendirian.
“Pak, Bapak
enggak
ingin motor baru? Pak.... tipe terbaru yang di iklan, kata teman Asha
bagus.... Mesinnya awet. Tapi agak mahalan,
sih
,” rajuk Asha berpromosi. “Tapi tipe yang
sebelumnya masih bagus juga Pak, lebih murah sedikit. Teman saya juga pakai.”
Bapak hanya tersenyum sambil meneruskan mengelap
velg
motor kesayangannya. Asha ikut
jongkok. Warna hitam motor itu sudah kusam. Kulit jok sadel sudah bolong-bolong. Starter pun
masih memakai kaki.
“Tapi, di diler dekat alun-alun itu juga dapat
kok
. Pak, tukar tambah motor lama.”
“Tolong Sha, ambil kotak perkakas di dalam, ini mur pelat nomornya copot. Lama-lama dapat
jatuh, kamu ditangkap polisi
nggak
punya plat nomor.” Sepertinya Bapak tak peduli. Asha gemas,
rayuannya tak mempan.
“Motor ini dulu juga pernah baru. Malah... jasanya sudah bertahun-tahun mengantar Bapak ke
mana-mana, masak dilupakan begitu saja. Yang penting kamu rajin merawatnya, pasti nggak
kalah dengan motor zaman sekarang,” jelas Bapak lagi.
“Kemarin, baru Bapak servis Sha, sekarang
nggak
akan mogok lagi....”
Dia diam, hanya memelototkan mata, alis naik dan bibirnya monyong. Tapi, itu di belakang
bapaknya.
Motor lama, ya, lama aja, masak mau bersaing dengan produk sekarang. Kalau jalan bareng,
lawan melesat, dia terlambat. Habis, jalan seperti nenek-nenek berjingkat.
Buah Kersen merah jatuh di pangkuan menghapus lamunan Asha. Orang bengkel itu masih
merendam ban motornya.
“Kalau haus, itu ada air putih di kendi, Mbak!” Asha berterima kasih.
Asha bertopang dagu. Terbayang, temannya yang tak punya motor lebih suka pinjam motor
lain yang baru. Duh, sakit hati Asha. Padahal kalau dipikir ada untungnya juga, bensinnya utuh!
“Mbak, mesin motor ini masih bagus
Io
... pasti rajin sekali merawatnya. Masih banyak
Iho
Mbak, orang yang cari motor tipe ini.”
Asha mengangguk kebingungan. Dia sama sekali tak paham dengan mesin motor. Dia hanya
malu dengan motornya yang kelewat zaman.
Orang bengkel itu menuntun motor siap diserahkan pada Asha. Tiba-tiba.... “Jambret ... jambret
... tolooooong ...!” seorang Ibu berteriak-teriak minta tolong sambil menudingkan jarinya ke arah
motor yang tancap gas. Dua penumpangnya berjaket hitam, pemboncengnya menenteng tas
wanita, pasti milik ibu itu. Tukang becak yang mangkal di dekat ibu itu hanya terpana.
Lalu.... “Mbak, pinjam motornya!” Greeeeeng ....
Orang bengkel itu nekat memacu motor Asha, tanpa menunggu jawabnya. Dengan lincah bak
pembalap profesional, motor tua itu meliuk, kencang mengejar si penjambret. Orang di sekitar
mulai berdatangan mengerumuni si ibu yang menangis.
Tak berapa lama, motor Asha muncul dengan pengendara menyeringai gembira. Dia berhenti
di kerumunan, Asha berjalan mengikutinya. Dari sela kerumunan Asha mendengar orang bengkel
itu bertutur.
Bahasa Indonesia IX SMP/MTs
64
Membaca Kumpulan Cerpen
Tujuan Pembelajaran:
Siswa diharapkan mampu menganalisis nilai-nilai kehidupan cerpen dalam kumpulan cerpen.
C
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa tema cerpen di atas?
2. Sebutkan tokoh-tokoh dan wataknya cerpen di atas!
3. Sebutkan dan jelaskan latar yang terdapat dalam cerpen di atas!
4. Jelaskan alur cerpen di atas!
5. Amanat apakah yang terkandung di dalamnya?
LL
LL
L
atihan 5.2atihan 5.2
atihan 5.2atihan 5.2
atihan 5.2
Tugas
1. Ingatlah peristiwa-peristiwa yang pernah kamu alami!
2. Pilihlah peristiwa paling menarik untuk dijadikan tema cerpen!
3. Buatlah kerangka terlebih dulu!
4. Kembangkan kerangkamu menjadi cerpen dengan memperhatikan tokoh, latar, dan
alur cerita!
Mungkin, kamu pernah membaca buku kumpulan cerpen, baik
kumpulan cerpen dari seorang pengarang maupun kumpulan cerpen dari
berbagai pengarang cerpen. Tentunya, kamu masih ingat bagaimana cara
menganalisis cerpen tersebut.
Pada pelajaran kali ini, kamu akan belajar menganalisis nilai-nilai
kehidupan dalam kumpulan cerpen. Untuk menemukan nilai-nilai
kehidupan dalam cerpen, kalian harus menganalisis beberapa hal, antara
lain adalah
1. kejadian atau peristiwa apa yang terjadi dalam cerpen?
2. siapa saja yang terlibat atau pelaku?
“Bu, penjambret itu sudah ditangkap. Sekarang dibawa ke kantor polisi, Ibu datang saja ke
sana....”
“Wah, ternyata motor penjambret itu kalah dengan motor ini... tadi saya pepet, lalu saya tendang
motornya. Mereka jatuh, dikeroyok.” lanjutnya bak sang pahlawan sambil menepuk-nepuk motor
Asha.
Ada rasa bangga menyelip di hati Asha. Wajah kusutnya hilang. Ternyata, aku salah menilaimu,
sobat. Kamu tak kalah dengan mereka, makin tua makin berjasa. Bagiku, kamulah sang pahlawan
itu. Mulai sekarang, kamu akan menjadi teman setiaku.
Sumber:
Solo Pos,
Juli 2007
Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan
65
3. di mana dan kapan terjadi?
4. mengapa dapat terjadi?
5. bagaimana kejadiannya?
Setelah menganalisis hal-hal tersebut yang merupakan penjabaran dari
tema, penokohan, latar, dan alur cerita, kamu dapat menyimpulkan amanat
atau nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen. Nilai-nilai
kehidupan tersebut meliputi, nilai sosial, nilai moral, nilai religi atau agama,
nilai budaya, kemasyarakatan dan kemanusiaan yang sangat berperan dalam
kehidupan.
Bacalah dengan cermat sebuah cerpen berikut!
CERITA AWAL TAHUN
Karya Hamsad Rangkuti
Tersiar kabar seorang kaya dengan mobil Mercy-nya
menabrak dinding jembatan dan masuk tercebur ke dalam
kali. Air sungai tengah banjir. Bulan Desember adalah musim
penghujan. Saking dalamnya air, buntut Mercy itu tampak
timbul tenggelam di atas permukaan air yang keruh. Sampah
yang hanyut dibawa air bah tersangkut di buntut Mercy itu.
Di saat buntut itu menyembul. Regu penolong beterjunan
ke dalam air. Pintu mobil dibuka di dalam air. Orang kaya itu
telah mati. Barang-barang berharga yang ia beli untuk
menyambut persiapan tahun baru berhamburan dibawa air
deras begitu pintu mobil dibuka. Regu penolong tidak
menghiraukan barang-barang berharga itu. Mereka hanya
menyelamatkan orang kaya itu, keluarganya, anak-anaknya.
Yang masih hidup dalam keadaan cedera adalah anak-anak
orang kaya itu. Dia bersama istrinya mati seketika karena
jantung mereka tidak kuat karena kaget atau terlampau lama
tidak menghirup udara.
Demikianlah, berita itu tersiar. Barang-barang berharga
hanyut dibawa arus deras. Uang berhamburan dari kantong orang kaya itu
dibawa arus bercampur dengan sampah-sampah. Berita itu hinggap di telinga
Tugimin, kere yang tinggal menetap di dalam kotak-kotak kardus di pinggir
sungai. Ia menangkap berita itu ketika ia menghirup kopi di warung dekat pinggir
rel kereta api. Ia seperti melihat lembaran uang puluhan ribu mengapung di
permukaan kopinya di dalam gelas. Dia langsung cepat-cepat meneguk
kopinya dan melemparkan uang lima puluh rupiah. Kembalian uang dua puluh
lima rupiah tidak ia ingat lagi. Dia tadi memesan kopi satu gelas. Berita itu
telah menghapus pikirannya, bukankah ia tidak pernah memesan kopi satu
gelas. Uangnya tidak cukup untuk memesan kopi satu gelas. Dia biasa
memesan kopi setengah gelas. Makan tempe. Nasi setengah piring. Dan rokok
Jinggo satu batang.
“Jangan sampai uang puluhan ribu itu hanyut melintasi daerah ini. Aku
harus cepat-cepat mengamatinya dari atas dahan yang menjorok ke tengah
sungai. Dari atas dahan itu, segalanya akan tampak dengan jelas hanyut di
atas air,” pikir Tugimin sambil ia berjalan menguak rumput gelagah. Matanya
tampak bersinar-sinar, seperti dia melihat dompet terjatuh di tengah jalan.
Bahasa Indonesia IX SMP/MTs
66
Uang puluhan ribu. Aku hanya pernah melihatnya dipegang orang, tetapi aku
belum pernah memegangnya, apalagi memilikinya. Apakah kertasnya lebih
tebal dari uang kertas seratus rupiah? Apakah ia lebih tipis seperti plastik?
”Tetapi yang pasti uang itu lebih banyak memberimu sesuatu daripada uang
seratus rupiah,” pikir Tugimin. Ia memanjat pohon. Dia melihat di antara ranting
ke atas permukaan air. Air bergulung-gulung menakutkan membawa sampah-
sampah. Suaranya terdengar menerjang benda-benda keras yang
menghalang.
Orang lupa pada bahaya karena ia menginginkan sesuatu. Bahaya tidak
tampak bila nafsu untuk memiliki sesuatu telah menguasai seseorang.
Begitulah yang selalu menghinggapi seseorang. Apakah ia dapat mengingat
kekurangan-kekurangannya sendiri pada saat nafsu hendak memiliki itu telah
menguasai dirinya? Orang lupa pada kesanggupannya. Orang lupa pada
kelemahannya. Nafsu mengalahkan segalanya.
Tugimin memandang setiap potongan sampah yang hanyut. Bukankah
lembaran uang sepuluh ribu di permukaan air yang keruh telah berubah warna.
Uang sepuluh ribu tidak ubahnya seperti sampah yang hanyut bersamanya di
permukaan air keruh. Orang tidak akan mudah untuk membedakannya. Kecuali
dengan awas memandangnya. Itulah sebabnya Tugimin bergayutan di atas
dahan kayu itu, menjatuhkan pandangannya lebih dekat ke atas permukaan
air. Kalau dapat ia terbang merayap seperti kupu-kupu, dia akan melakukannya
untuk mengamati setiap sampah yang hanyut dari pinggir sungai seberang
sana, kembali ke seberang sini. Tetapi, ia tidak mungkin melakukan itu maka
kepalanya tampak seperti bandulan jam dinding, melempar pandang dari
pinggir sungai yang lain. Matanya seperti menyapu seluruh permukaan air
dari tepi ke tepi.
Dia melihat kotoran manusia hanyut. Dia melihat celana dalam wanita
hanyut. Balon-balon tidak berudara. Popok bayi. Bekas pembalut wanita.
Sandal jepit. Sepatu tentara. Peci lusuh. Potongan karcis. Puntung-puntung
rokok. Kaleng-kaleng. Kantong semen. Goni. Kardus-kardus bekas kemasan
alat elektronik. Sampah pohon. Dahan patah. Papan peti sabun. Bangkai tikus.
Bangkai anjing. Bangkai ayam. Bangkai kucing. Pelepah pisang. Dan lembaran
uang sepuluh ribu rupiah.
Tugimin melompat terjun menangkap lembaran uang sepuluh ribu rupiah.
Ia dapat mengenggam lembaran uang sepuluh ribu rupiah. Ia memegangnya
erat-erat. Ia takut uang itu lepas dari tangannya. Tetapi, ia tidak takut nyawa
lepas dari tubuhnya. Begitulah seperti yang kukatakan tadi, bahwa manusia
lupa pada bahaya, bila nafsu untuk memiliki sesuatu telah menguasai
seseorang. Tugimin lupa bahwa ia tidak pernah mandi ke tempat yang dalam.
Ia lupa bahwa ia tidak pernah belajar berenang. Dan seperti kukatakan tadi,
air menerjang benda-benda keras yang menghalangi jalannya, begitulah air
menerjang tubuh Tugimin. Ia lenyap di dalam air. Ia tenggelam bersama benda-
benda berat lainnya. Ia tidak pernah timbul.
Dahan masih bergoyang karena baru saja melepas benda yang berat. Air
terus bergulung-gulung. Sampah terus hanyut. Rumput di tepi sungai masih
terus ditarik arus. Rumput itu masih harus terus berpegang kuat pada akar-
akarnya. Tetapi, Tugimin mau berpegang pada apa. Ia lenyap bersama arus.
Orang melupakannya. Orang tidak ada yang melihat ia mencebur ke dalam
air. Tukang warung di pinggir rel juga tidak mengingatnya, kecuali kalau Tugimin
Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan
67
tidak membayar kopinya. Kalau Tugimin meninggalkan utang, pastilah pemilik
warung mengingatnya. Tidak ada yang merasa kehilangan Tugimin, kecuali
puntung-puntung rokok. Puntung-puntung rokok akan bertumpuk di depan
kantor-kantor. Bertumpuk di pinggir-pinggir trotoar. Tetapi, puntung-puntung
rokok itu tidak perlu gelisah. Masih banyak Tugimin yang lain yang akan
memunguti mereka. Tugimin yang ini tidak pernah timbul ke permukaan air.
Pagi bulan Januari, tersiar kabar ada bangkai manusia tersangkut di pintu
air. Bangkai itu gembung bagaikan goni berisi beras. Kabar itu menyebutkan,
bahwa mayat itu adalah maling yang tercebur ke dalam sungai. Maling itu
melarikan diri dari jalanan umum dikejar massa. Maling itu menceburkan diri
ke dalam air sungai yang sedang banjir. Uang yang dirampasnya dari dalam
tas wanita, masih tetap digenggam maling yang telah menjadi mayat. Orang
sukar mengeluarkan lembaran uang sepuluh ribu rupiah dari dalam
genggaman maling itu. Kabar itu juga menambahkan bahwa mata mayat itu
terbuka lebar. Biji mata yang sudah memudar, menatap para petugas seolah
dia tidak rela melepas uang kertas sepuluh ribu yang berada di
genggamannya. Orang bercerita, para petugas terpaksa memotong jari-jari
mayat itu dengan gergaji besi, supaya para petugas polisi kriminal dapat
dengan mudah mengambil uang sepuluh ribu rupiah itu untuk dijadikan barang
bukti. Sebab, kalau jari-jari itu tidak digergaji, kata kabar itu lagi, uang sepuluh
ribu itu akan menjadi robek.
Sumber:
Sampah Bulan Desember, Kumpulan Cerita Pendek,
Karya: Hamsad Rangkuti
Jawablah pertanyaan-peranyaan berikut!
1. Kejadian apa yang terjadi dalam cerpen di atas?
2. Siapa tokoh dalam cerpen di atas?
3. Jelaskan latar atau
setting
cerpen di atas!
a.
latar tempat
b . latar waktu
c.
latar suasana
4. Sebutkan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam cerpen di atas!
5. Apa amanat cerpen di atas?
Tugas
1. Bentuklah kelompok 3-5 anak!
2. Bacalah sebuah buku kumpulan cerpen!
3. Analisislah unsur intrinsiknya dan temukan nilai-nilai kehidupan cerpen tersebut!
LL
LL
L
atihan 5.3atihan 5.3
atihan 5.3atihan 5.3
atihan 5.3
Bahasa Indonesia IX SMP/MTs
68
LL
LL
L
atihan akhir bab
atihan akhir bab
atihan akhir bab
atihan akhir bab
atihan akhir bab
Kerjakan pada buku latihanmu!
Kerjakan pada buku latihanmu!
Kerjakan pada buku latihanmu!
Kerjakan pada buku latihanmu!
Kerjakan pada buku latihanmu!
A. Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkan pelipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Penggalan puisi di atas merupakan....
a.
pantun
b . syair
c.
gurindam
d. mantra
2. Kata
pelipur
pada larik kedua bermakna ....
a.
kesedihan
b. pembantu
c.
penghibur
d. pengiring
3. Mardi Saleh punya istri
Siti Markamah namanya diri
Cantik molek paras berseri
Mahal didapat sukar dicari
Maksud larik keempat bait puisi di atas adalah ....
a.
Uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan istrinya sangatlah besar.
b . Dengan susah payah dan pengorbanan yang banyak , akhirnya berhasil Mardi Saleh
mempersunting gadis itu menjadi istrinya.
c.
Kecantikan wajah dan hati istrinya itu tidak ada bandingannya.
d. Kecantikan istrinya menghasilkan uang bagi dirinya.
4. Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiada beberapa lama hidupmu
....
Larik keempat puisi di atas berisi ....
a.
ingat akan dosa-dosamu
b . ke akhirat jua kekal hidupmu
c.
jangan sia-siakan dirimu
d. sembahyanglah kepada Tuhanmu
5. Yang merupakan isi dari puisi (nomor 4) terdapat pada larik ....
a.
larik 1 dan 2
b . larik 3 dan 4
c.
larik 1 dan 3
d. semua larik
Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan
69
6. Prosa yang menceritakan salah satu masalah kehidupan pelakunya karena hanya mengambil
satu masalah disebut ....
a.
novel
b . novelet
c.
drama
d. cerpen
7. Tokoh utama yang bersifat baik dalam suatu cerita disebut ....
a.
antagonis
b . protagonis
c.
sutradara
d. tokoh tamu
8. Pesan pengarang kepada pembaca dalam karya sastra disebut ....
a.
tema
b . alur
c.
latar
d. amanat
9. Sebelum duduk di bawah tugu, sebagai orang tua sejati aku beberkan sapu tanganku ke
rumput biar pantolan tropikal yang kupakai tidak kotor, kemudian aku memandang pada
makam sambil menyalakan sigaret lagi. Di sekitar tempat rindang itu matahari memanas
terik.
Sudut pandang kutipan cerpen tersebut adalah ....
a.
pertama pelaku utama
b . pertama pelaku sampingan
c.
ketiga di luar cerita
d. kedua pelaku utama
10. Latar waktu dalam kutipan cerpen nomor 9 adalah ....
a.
malam hari
b . siang hari
c.
sore hari
d. senja hari
11. Tetapi, bagaimanapun juga, Kresno tak akan putus asa. Ia dilahirkan dalam kesengsaraan
hidup bersama kesengsaraan. Meskipun celana 1001-nya lenyap, Kusno akan berjuang
terus melawan kesengsaraan biarpun hanya untuk mendapatkan sebuah celana 1001 yang
lain.
Tema kutipan cerpen di atas adalah ....
a.
kesengsaraan
b . kegigihan
c.
kepasrahan
d. kesedihan
12. Sudut pandang pengarang dalam kutipan cerpen di atas (nomor 11) adalah ....
a.
orang pertama pelaku utama
b . orang pertama pelaku sampingan
c.
orang kedua
d. orang ketiga
Bahasa Indonesia IX SMP/MTs
70
13. Janganlah mudah menyerah dalam memperjuangkan hidup. Kalimat tersebut merupakan
... kutipan cerpen nomor 11.
a.
latar
c.
amanat
b . alur
d.
sudut pandang
14. Fungsi kata
yang
yang tepat adalah ....
a.
sebagai pelengkap
c. sebagai pengantar
b . sebagai penegas
d. sebagai unsur penting dalam kalimat
15. Kalimat yang menggunakan
yang
sebagai penegas adalah ....
a.
Ayah membeli sepatu yang lucu buat adik.
b . Ibulah, yang selama ini membimbingku.
c.
Adik mencarikanku boneka yang telah lama hilang.
d. Rosi menjadi anak yang terpandai di kelas.
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Wahai Ananda hendaklah giat
Hidup di dunia amatlah singkat
Banyaklah amal serta ibadah
Supaya selamat dunia akhirat
Termasuk karya jenis apa teks di atas? Berilah alasan yang cukup!
2. Jelaskan isi syair di atas!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan
a.
tema,
b . alur,
c.
latar, dan
d. amanat!
4. Apa yang dimaksud dengan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen?
5. Tulislah sebuah cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami!
Latihan Semester 1
71
71
Latihan Semester
1
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling benar!
POLUSI DI JAKARTA
Mereka yang tinggal di Jakarta sesungguhnya adalah para pemberani. Sejak terbit fajar
sampai terbit kembali, maut selalu mengintai di sekeliling mereka. Bukan saja dari tindak
kriminal yang memang kian mengerikan, melainkan juga dari udara yang mereka hirup dan
air tanah yang mereka konsumsi. Warga Jakarta memang hidup dalam kepungan kerusakan
lingkungan yang kronis. Mereka menghadapi semua itu setiap hari.
Dalam sebuah acara diskusi di Jakarta belum lama ini, Deputi Pembinaan Sarana Teknis
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup, Masnelliarty Hilman,
menuturkan bahwa pencemaran udara di Jakarta sudah mencapai titik kritis. Akibatnya,
timbullah penyakit pernapasan, asma, iritasi mata, kulit, hingga kematian. Di Jakarta
meningkatkanya gejala autisme pada anak dan turunnya IQ secara merata adalah akibat polusi
udara.
Bagaimana kondisi air yang sehari-hari mereka minum? Ada tiga sungai di sekitar ibu kota
yang airnya digunakan sebagai bahan baku air minum. Sungai itu adalah Sungai Ciliwung,
Sungai Krukut, dan Sungai Kalimalang. Berdasarkan data Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) DKI, tercatat bahwa kualitas air di ketiga sungai itu telah melampaui baku
mutu yang telah ditetapkan.
Dari arah laut, polusi ikut mengancam. Beberapa waktu lalu ditemukan ikan-ikan di Teluk
Jakarta mengalami kematian massal. Ada penjelasan mengenai sebab kematian itu, yakni akibat
panas, unsur hara, unsur logam berat, unsur sedimen, polutan organik, persisten, dan hidro
karbon.
Lengkap sudah bayang-bayang kematian mengintai warga Jakarta setiap hari. Ancaman
terburuk itu dapat dihindari jika ada sesuatu yang dilakukan. Ekosistem membutuhkan
keseimbangan. Saat ini keseimbangan tersebut sudah rusak akibat ulah manusia sendiri.
Mengembalikan keseimbangan itulah yang mesti dilakukan. Jelas ini bukan hanya tugas
pemerintah, melainkan semua anggota masyarakat.
1. Gagasan utama paragraf pertama wacana di atas adalah....
a.
Warga Jakarta terancam maut dari tindak kriminal.
b . Warga Jakarta terancam dari pencemaran udara.
c.
Warga Jakarta merusak lingkungan setiap hari.
d. Warga Jakarta terancam dari kerusakan lingkungan.
2. Kalimat berikut ini yang merupakan opini dari wacana di atas adalah....
a.
Masnelliaty menuturkan pencemaran udara di Jakarta.
b . Dari arah laut, polusi ikut mengancam.
c.
Beberapa waktu lalu ditemukan ikan di Teluk Jakarta mengalami kematian massal.
d. Ada tiga sungai di sekitar ibu kota yang airnya digunakan sebagai bahan baku air minum.
Bahasa Indonesia VIII SMP/MTs
72
3. Berikut ini yang merupakan fakta dalam wacana di atas adalah....
a.
Sejak terbit fajar sampai terbit kembali, maut setia mengintai di sekeliling mereka.
b. Berdasarkan data BPLHD DKI, tercatat bahwa kualitas air di ketiga sungai telah
melampaui baku mutu.
c.
Lengkap sudah bayang-bayang kematian, mengintai warga Jakarta.
d. Kerusakan lingkungan tidak dapat diperbaiki.
4. Kesimpulan yang tepat dari isi wacana di atas adalah....
a.
Kerusakan lingkungan hanya sedikit mendatangkan sumber penyakit.
b. Upaya apa pun yang dilakukan pemerintah dalam memperbaiki lingkungan hanya
sia-sia.
c.
Pencemaran lingkungan harus segera diatasi bersama.
d. Upaya pencegahan kerusakan lingkungan perlu waktu panjang.
5. Pemerintah akan melakukan survei kebutuhan dasar pendidikan di sekolah sebagai salah
satu solusi pemecahan permasalahan pendidikan. Survei tersebut diharapkan memberikan
hasil terwujudnya pendidikan murah/gratis. Sekolah murah akan menjangkau semua
kalangan masyarakat sehingga dapat menjadi jalan keluar dari masalah pendidikan di negara
ini.
Kritik yang sesuai untuk isi bacaan di atas adalah....
a.
Pendidikan murah belum tentu mampu menjangkau semua lapisan masyarakat karena
masih banyak orang yang belum sadar pendidikan.
b. Survei sebaiknya tidak hanya berorientasi pada pendidikan murah, tetapi lebih
memikirkan kualitas dan jaminan masa depan lulusan.
c.
Masalah pendidikan jelas tidak dapat diselesaikan dengan survei kebutuhan dasar
pendidikan.
d. Pendidikan murah tidak dapat dilaksanakan karena pendidikan membutuhkan biaya
yang sangat besar.
6. Jln., Rmh, LT 200, LB, ISD, Jln. Muh TAMRIN 25A (Sebelah BRI) T.0813234545
Jln., Rmh, LT, dan LB dalam iklan baris di atas merupakan singkatan dari ....
a.
dijual, rumah, lantai, dan lebar
b . jual, rumah, luas tanah, dan luas bangunan
c.
jual, rumah, luas tanah, dan luas bangunan
d. jual, rumah, lantai, dan luas bangunan
7. Sony memiliki sepeda bermerek Honda Supra yang dibeli tahun 2000 dalam keadaan baru.
Saat ini kondisi mesin masih bagus. Sony tinggal di Jalan Ronggo Warsito 20 Surakarta
akan menjual sepeda motornya dengan cepat dengan harga tujuh juta rupiah. Yang berminat
dapat menghubunginya ke
Handphone
081329456789
Penulisan iklan baris yang tepat adalah....
a.
Dijual Honda Supra 2000, mesin bagus, harga nego, hubungi Sony Jalan Ronggowarsito
20 Surakarta
Handphone
081329456789
b . Jln. Honda Supra th 2000, msn bagus. Hrg 7 jt Hub. Sony Jl. Ronggowarsito 20 Surakarta
HP 081329456789
c.
Djl. Hd. Supra. Msn. Bgs. Hrg 7 Jt. Hub. Sony Jln Ronggowarsito 20 Surakarta.
d. Djl. Hd. Supra. Msn. Bgs. Hrg 7 jt Hub. Sony 081329456789
Latihan Semester 1
73
8. Untuk mengetahui informasi tentang sebuah istilah penting dengan cepat dan tepat, kita
harus membaca....
a.
buku telepon
c.
ensiklopedia
b. Indeks
d.
daftar kata
9. Bacalah indeks pengarang di bawah ini!
Sutan Takdir Alisyahbana :
16, 170, 175
Chairil Anwar
: 2, 19, 25, 170
Sanusi Pane
: 30, 37, 45, 60
Rosihan Anwar
: 37, 45, 50, 60
Jika kamu ingin mengetahui informasi tentang Sanusi Pane dan Rosihan Anwar, kamu
dapat melihat halaman....
a. 30, 37, 45
c.
25, 50, 30
b. 37, 45, 60
d. 60, 170, 175
10. Manfaat resensi buku adalah....
a.
mengetahui harga buku.
b . mengetahui teknik penulisan.
c.
mengetahui kelebihan dan kekurangan buku.
d. mengetahui teknik penulisan buku dan pengarang yang bagus.
11. Berikut hal-hal yang dapat dinilai dari buku yang diresensi, kecuali....
a. jumlah buku
c. penggunaan bahasa
b. data buku
d. kelebihan dan kekurangannya
12. Kalimat berikut ini berupa kritik/saran dengan bahasa yang santun adalah....
a.
Belajarlah yang tekun supaya tidak goblok!
b . Belajarlah yang rapi agar prestasimu menurun!
c.
Belajarlah yang rajin, prestasimu akan meningkat!
d. Belajarlah bagaimanapun kamu tidak akan pintar!
13. Ia malas belajar...tidak dapat mengerjakan soal.
Konjungsi yang tepat untuk kalimat tersebut....
a.
sebab
c.
sehingga
b. karena
d. akibat
14. Kalimat berikut yang merupakan kalimat pengandaian adalah....
a.
Yuli memang malas belajar sehingga tidak naik kelas.
b . Suaranya merdu seperti penyanyi.
c.
Daripada melamun lebih baik kamu belajar.
d. Sekiranya ia dapat membeli sepeda, ia akan ke rumahmu naik sepeda.
15. Anak itu sehat secara lahiriah
Akhiran-iah pada kata
lahiriah
berfungsi membentuk....
a.
kata benda
c.
kata sifat
b . kata kerja
d. kata keadaan
16. Kata berikut ini yang tepat mendapat imbuhan
–wi
adalah....
a.
lahir
c.
surga
b. batin
d. badan
Bahasa Indonesia VIII SMP/MTs
74
17. Pewawancara :
Sejak kapan Bapak bertugas sebagai pengamat Gunung Merapi?
Tokoh
:
Sejak saya selesai menempuh pendidikan S-2 tahun 1992.
Pewawancara : Bagaimanakah masyarakat sekitar Merapi menyikapi keadaan Merapi yang
terlihat semakin aktif?
Tokoh
:
Mereka lebih cenderung mempercayai isyarat alam daripada pendapat
para ahli.
Pewawancara : ...
Tokoh
: Sebagai petugas saya wajib memberikan informasi berdasarkan hasil
pengamatan Direktorat Vulkanologi.
Pertanyaan yang tepat untuk melengkapi wawancara tersebut adalah....
a.
Apakah Bapak puas terhadap kepercayaan mereka tentang Merapi?
b . Mengapa penduduk sekitar Merapi lebih percaya pada isyarat alam?
c.
Bagaimana hasil pengamatan Bapak terhadap aktifnya alam?
d. Langkah apa yang Bapak tempuh untuk mengatasi kepercayaan mereka?
18. Tokoh yang diwawancarai pada dialog di atas bertugas sebagai....
a.
penjaga Gunung Merapi
c.
Dinas Kehutanan
b . pengamat Gunung Merapi
d.
Pendidikan S-2
19. Berikut merupakan ciri-ciri syair, kecuali....
a.
bersajak aaaa
b . setiap bait terdiri atas empat baris
c.
baris 1,2 sampiran, dan baris 3,4 isi
d. semua baris merupakan isi
20.
SYAIR KUMBANG DAN MELATI
Dengarkan tuan kisah bermula
Ceritanya Ratu di Jenggala
Asalnya dari Batara kali
....
Larik yang sesuai untuk melengkapi penggalan syair di atas adalah....
a.
Orang gagah tidak terkira
c.
Negerinya besar tidak tercela
b . Terkenal di mana-mana
d. Istrinya cantik luar biasa
DI BAWAH GELOMBANG
Karya : Sanusi Pane
Aku membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah ke mana aku tak tahu
Jauh di atas bintang kemilau
Seperti sudah berabad-abad
Dengan damai mereka meninjau
Kehidupan bumi yang kecil amat.
Aku bernyanyi dengan suara
Seperti bisikan di daun
Suaraku hilang di dalam udara
Dalam laut yang beralun-alun.
Latihan Semester 1
75
21. Puisi di atas, yang berjudul “Di Bawah Gelombang,” dapat kita rumuskan temanya, yaitu....
a.
kekhawatiran penyair
b. kekaguman penyair
c.
renungan penyair
d. suara hati penyair yang sedih
22. Dari puisi berjudul “Di Bawah Gelombang” terkandung pesan moral, yaitu ....
a.
Hendaknya kita selalu ingat akan kebesaran Tuhan.
b . Dunia ini kecil dibandingkan dengan kebesaran Tuhan.
c.
Kita dapat damai dengan bernyanyi di waktu sunyi.
d. Hidup tanpa kawan menjadi sepi.
23. Dari puisi berjudul “Di Bawah Gelombang”pada soal di atas, jika dipahami baris demi
baris, yang paling banyak kita temukan adalah citraan....
a.
pendengaran
c.
p
erasaan
b . penglihatan
d.
penciuman
24. Perjalanan cerita dari awal sampai akhir disebut....
a.
tema
c.
amanat
b . alur
d.
sudut pandang
25. Tempat terjadinya suatu cerita disebut....
a.
alur
c.
sudut pandang
b. tema
d.
latar
KISAH DI KANTOR POS
....
“Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos wesel
kepada saya,” ujarku
“Mana dapat keliru?” si pegawai menyela dengan cepat,
“Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah yang tertulis
dalam pos wesel saya.”
“Coba saya lihat dulu. Saya masih ingat pos wesel Anda!” si pegawai lalu memeriksa salah
satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya. “Nah ini, wesel
pos nomor 147 dengan huruf g jumlah uang tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi
Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?” “Tidak, jawab si laki-laki.” Nona tadi memberikan
kepada saya bukan tiga lembar uang ratusan, tapi empat lembar. Tadi empat ratus rupiah yang
saya terima.”
(Mohammad Ali)
26. Tokoh utama cerpen di atas adalah....
a.
pegawai pos
c.
nona pegawai pos
b . laki-laki di kantor pos
d. laki-laki pengambil pos wesel
27. Watak tokoh utama dalam cerpen di atas adalah....
a.
jujur
c.
sabar
b. kikir
d. pemarah
28. Tema paling tepat untuk cerpan tersebut adalah....
a.
kegemaran
c.
kejujuran
b . kedisiplinan
d. kemanusiaan
Bahasa Indonesia VIII SMP/MTs
76
Pada pelajaran Bu Ratna aku tidak dapat konsentrasi sama sekali. Oh Tuhan, aku menyesal.
Mengapa aku lakukan perbuatan itu. Itupun juga salahku karena tidak belajar sebelumnya.
Aku terpaksa menyontek. Aku tidak ingin mendapatkan nilai di bawah 5.
Sumber: Karena Menyontek, Lia Isvarischa
29. Latar pada kutipan cerpen tersebut adalah....
a.
di rumah
c.
di kelas
b . di halaman
d. di rumah sakit
30. Nilai-nilai yang terkandung dalam penggalan cerpen di atas pada nomor 39 adalah....
a.
keterusteranga
c.
kejujuran
b. kepasrahan
d. penyesalan
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Sebutkan ciri-ciri syair!
2. Buatlah kalimat dengan menggunakan imbuhan
a.
–isme,
b . -isasi.
3. Jelaskan pengertian buku berindeks!
4. Sebutkan hal-hal yang terdapat dalam resensi buku!
5. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata pengandaian!
6. Roni ingin menjual rumahnya dengan cepat. Fasilitas yang ada di rumah itu terdiri 3 kamar
tidur, 2 kamar mandi, ruang makan, telepon, dan garasi.
Rumah beralamatkan di Jalan Raya Slamet Riyadi dan dapat dihubungi di nomor
Handphone
08132910101 untuk informasi selanjutnya.
Tulislah iklan baris berdasarkan ilustrasi di atas dengan bahasa yang singkat, padat, dan
jelas!
7. Perbaikilah karangan berikut ini dengan berpedoman pada ejaan, tanda baca, pikiran kata,
dan keefektifan kalimat
PARA PAHLAWAN SOSIAL
Sering kita bertanya, masih adakah nilai kejujuran di negara yang begitu tinggi tingkat
korupsinya ini? jawabannya, masih banyak mutiara yang tersimpan.
Sehari menjelang puasa lalu, dalam acara penyerahan rumah Dana Kemanusiaan
“Kompas” bagi para korban gempa di Dusun Ngibikan, Bantul, DI. Yogyakarta, kebanggaan
itu pantas mencuat. Bagaimana tidak, kalau warga desa yang begitu bersemangat dan penuh
percaya diri untuk bangkit dari bencana mampu mengelola bantuan yang didapat secara
transparan akuntabel.
Pada awalnya dianggarkan biaya pembangunan kembali rumah-rumah itu sekitar Rp.
10 juta. Untuk itu diberikan dana Rp. 700 juta untuk membangun 65 rumah yang rusak
total karena gempa bumi 27 Mei lalu.
8. Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik dalam cerpen di bawah ini!
MENJEBAK PENCURI DOMBA
Dalam upaya persiapan hari Raya Kurban, Abunawas membeli seekor anak domba.
Anak domba tersebut rencananya akan dipelihara dan dijual pada rari Raya Kurban nanti.
Diharapkan anak domba tersebut sudah menjadi gemuk dan besar pada saatnya nanti.
Latihan Semester 1
77
“Tentu harganya akan mahal,” lamun Abunawas” Dan aku pasti untung besar”.
Tapi untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Belum dua hari Abunawas
memeliharanya, tiba-tiba anak domba itu hilang dicuri orang. Dapat dibayangkan betapa
sedihnya hati Abunawas.
“Tega benar pencuri itu padaku,” gumam Abunawas. “Padahal aku membelinya dengan
susah payah.”
Berhari-hari Abunawas mencarinya, tapi tidak ketemu juga. Dari pengamatannya, pencuri
domba itu bukan orang jauh. Kalau bukan tetangga, pasti orang-orang di dekat sini saja. Tapi
bagaimana memastikan bahwa merekalah pencurinya?
Seminggu kemudian, Abunawas diundang
tasyakuran
. Yang mengundang adalah tetangga
dekatnya yang bernama Towos. Selain Abunawas, Towos juga mengundang Pak Hakim. Sejak
menerima undangan itu, Abunawas sudah merasa curiga kepada Towos. Perasaan itu terpatri
kuat di hati Abunawas.
Dalam acara
tasyakuran
tersebut dihidangkan menu sate dan gulai yang lezat. Baunya
semerbak membangkitkan selera. Abunawas menahan perasannya dalam-dalam.
“Jangan-jangan sate dan gulai ini berasal dari anak domba kepunyaanku,”batin Abunawas.
Tapi dia berusaha tidak mengatakannya. Dia sibuk mencari akal bagaimana memastikan daging
sate dan gulai ini berasal dari anak domba kesayangannya. Di sela-sela makan, Abunawas sengaja
membual di hadapan para undangan.
“Kalau makan sate dan gulai seperti ini aku jadi ingat anak domba kesayanganku,” ujar
Abunawas mengawali bualannya.
“Tapi sayang,”lanjutnya Abunawas lagi.” Anak domba kepunyaan itu telah hilang dicuri
orang. Padahal....?”
“Padahal apa Abunawas?”tanya Pak Hakim yang rupanya tertarik dengan cerita Abunawas.
“Itu belum seberapa,” lanjut Abunawas meneruskan bualannya. “Di saat bulan purnama,
anak domba kesayanganku itu dapat juga mendendangkan lagu-lagu kasidah.”
Pak Hakim dan para undangan semakin tercengang. Mereka seakan-akan tidak percaya.
Tapi situasi semacam itu membuat Towos, tuan rumah, menjadi panas hatinya. Dia tahu persis
bahwa anak domba kepunyaan Abunawas sama sekali tidak seperti yang diceritakan oleh si
empunya. Tanpa sadar, ia keceplosan.
“Badrun!”teriak Towos, tuan rumah memanggil anaknya. “Tolong ambilkan kulit domba
yang baru saja kita sembelih dan bawa ke sini!”
“Buat apa, Pak? tanya Badrun.
“Biar Pak Hakim dan para undangan tahu kalau Abunawas adalah seorang pembual besar.
Dengan melihat kulitnya, mereka akan tahu kalau anak domba Abunawas sebenarnya sangat
kurus dan kurapan.”
Mendengarkan Towos keceplosan ngomong, seketika Abunawas menghujam pertanyaan
yang telak.
“Jadi, kau yang mencuri anak dombaku?” sergap Abunawas. Towos gelagapan. Dia sadar
kalau keceplosan ngomong. Akhirnya, mau tak mau dia menuai akibatnya, mendapat malu di
tengah-tengah Pak Hakim dan para undangan. Sementara itu, Abunawas walau telah kehilangan
anak domba, akhirnya dapat tersenyum karena berhasil mempermalukan pencurinya.
Sumber:
Mentari Majalah Anak Indonesia
, Edisi Minggu IV, Januari 2001