Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB 5 SASTRA CERMIN KEHIDUPAN
Bahasa Indonesia · BAB 5 SASTRA CERMIN KEHIDUPAN
Dwi Hariningsih Bambang Wisnu Septi Lestari

24/08/2021 14:36:12

SMP 9 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan

59

SASTRA CERMIN KEHIDUPAN

5

Bab

59

Kata Kunci

Kata Kunci

syair

tema

rima

pesan

Mendengarkan Pembacaan Syair

Menulis Cerpen

Membaca Kumpulan Cerpen

Materi dalam bab ini:

suku kata

baris

bait

sastra

Sumber: images.google.co.id

alur

tokoh

Bahasa Indonesia IX SMP/MTs

60

Peta Konsep

Bab 5

Sastra Cermin

Kehidupan

Mendengarkan Syair

Menulis Cerpen

Membaca Kumpulan

Cerpen

Menganalisis

unsur-unsur syair

Menulis cerpen bertolak

dari peristiwa yang

pernah dialami

Menganalisis

nilai-nilai kehidupan

Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan

61

Pada Pelajaran 2, kamu telah mendengarkan pembacaan puisi lama,

yaitu syair. Sekarang kamu akan menganalisis syair dilihat dari berbagai

unsur yang terkandung dalam syair tersebut. Unsur itu meliputi tema, isi,

pesan, rima, jumlah suku kata, jumlah baris, dan jumlah bait dalam syair.

Untuk membantu dalam menganalisis syair, bacalah kembali ciri-ciri syair

pada pembelajaran yang lalu.

Dengarkan pembacaan penggalan syair berikut ini!

SYAIR KEN TAMBUHAN

(cerita Panji)

Lalulah berjalan Ken Tambuhan

Diiringkan penglipur dengan tadahan

Lemah lembut berjalan perlahan-lahan

Lakunya manis memberi kasihan

Tunduk menangis segala puteri

Masing-masing berkata sama sendiri

Jahatnya perangai permaisuri

Lakunya seperti jin dan peri

Perhatikan bait 1 penggalan syair di atas!

Lalulah berjalan Ken Tambuhan

: terdiri atas 10 suku kata

Diiringkan pengliur dengan tadahan

: terdiri atas 12 suku kata

Lemah lembut berjalan perlahan-lahan : terdiri atas 12 suku kata

Lakunya manis memberi kasihan

: terdiri atas 11 suku kata

Jika dilihat pola persajakan adalah aa aa, setiap bait terdiri atas 4 baris,

setiap baris terdiri atas 4 kata, dan keempat barisnya merupakan isi.

Mendengarkan Pembacaan Syair

A

Tujuan Pembelajaran:

Siswa diharapkan mampu menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Apa tema ”Syair Ken Tambuhan” di atas?

2. Jelaskan isi “Syair Ken Tambuhan” di atas!

3. Apakah makna kata.

a.

ken

b . tadahan

4. Pesan apa yang terdapat dalam syair tersebut!

5. Berikan analisismu untuk bait kedua syair di atas!

a.

jumlah suku kata setiap baris

b . jumlah baris dalam bait

c.

pola sajak

LL

LL

L

atihan 5.1atihan 5.1

atihan 5.1atihan 5.1

atihan 5.1

Bahasa Indonesia IX SMP/MTs

62

Menulis Cerpen

Tujuan Pembelajaran:

Siswa diharapkan mampu menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan

suasana/irama yang dibangun

B

Pada Pelajaran 3, kamu pernah menulis kembali isi cerpen yang pernah

kamu baca. Kali ini kamu akan belajar menulis cerpen dari peristiwa yang

pernah kamu alami.

Dalam menulis cerpen, hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah

1. tema, yaitu pokok permasalahan yang mendasari cerita,

2. tokoh, yaitu pelaku yang ada dalam cerita,

3. alur, yaitu rangkaian peristiwa atau urutan jalannya cerita ,

4. latar, yaitu tempat, waktu, dan suasana dalam cerita, dan

5. amanat, yaitu pesan yang terkandung dalam cerita.

Bacalah cerpen berikut yang ditulis berdasarkan peristiwa yang dialami

penulis dengan motor butut!

Tugas

1. Carilah syair di buku perpustakaanmu!

2. Analisislah unsur-unsur syair tersebut!

TEMAN SETIA

Karya: Atiek Sandra

Ban motor Asha kempes lagi. Padahal belum lagi dimulai perjalanan

dari sekolah ke rumahnya. Baru saja keluar dari gerbang tiba-tiba.....

pess! Kesal sekali.

Asha menoleh kanan-kiri, sepi.

“Bannya kempes, Mbak?”

Suara deru motor berhenti di sampingnya dan menyapa. Tampak

dari baju seragamnya seorang guru.

“Eh. iya Pak...”

“Di belokan, itu di bawah pohon kersen ada bengkel kecil,” lanjut

Pak Guru itu sambil menunjuk. Tak begitu jauh.

“Terima kasih Pak,” angguk Asha.

Bapak itu berlalu. Motor dituntun dengan kedongkolan yang masih bersemayam di hatinya.

Seingatnya, baru seminggu lalu dia menambalkan ban motor butut itu. Belum satu bulan Bapak

membelikan ban dalam motor itu. Tiga hari lain dia terlambat masuk kelas juga karena motor itu

mogok distarter.

Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan

63

”Uuh!” Asha mengusap keringat yang menitik di pelipis dengan ujung kerudung putihnya. Kenapa

tak ada sosok baik hati lewat dan membantu menuntunkannya. Barangkali orang yang melihat

kondisi motornya malah mencibir menertawainya “Salah sendiri, motor tua masih dipakai.”

Ah, Asha menunduk. Malu.

Rasa malu itu sebenarnya selalu dirasakan bila dia berada di tempat parkir sekolahnya. Motor

keluaran lebih sepuluh tahun lalu itu tampak mencolok di antara deretan motor teman-temannya

yang sebagian besar masih gres, keluaran terbaru. Kadang Asha sengaja mengambil motor paling

akhir atau saat sudah agak sepi.

Tapi, hasilnya seperti ini. Teman-temannya sudah berlalu dari tadi. Dia menuntun motor

beberapa ratus meter sampai ke bengkel, sendirian.

“Pak, Bapak

enggak

ingin motor baru? Pak.... tipe terbaru yang di iklan, kata teman Asha

bagus.... Mesinnya awet. Tapi agak mahalan,

sih

,” rajuk Asha berpromosi. “Tapi tipe yang

sebelumnya masih bagus juga Pak, lebih murah sedikit. Teman saya juga pakai.”

Bapak hanya tersenyum sambil meneruskan mengelap

velg

motor kesayangannya. Asha ikut

jongkok. Warna hitam motor itu sudah kusam. Kulit jok sadel sudah bolong-bolong. Starter pun

masih memakai kaki.

“Tapi, di diler dekat alun-alun itu juga dapat

kok

. Pak, tukar tambah motor lama.”

“Tolong Sha, ambil kotak perkakas di dalam, ini mur pelat nomornya copot. Lama-lama dapat

jatuh, kamu ditangkap polisi

nggak

punya plat nomor.” Sepertinya Bapak tak peduli. Asha gemas,

rayuannya tak mempan.

“Motor ini dulu juga pernah baru. Malah... jasanya sudah bertahun-tahun mengantar Bapak ke

mana-mana, masak dilupakan begitu saja. Yang penting kamu rajin merawatnya, pasti nggak

kalah dengan motor zaman sekarang,” jelas Bapak lagi.

“Kemarin, baru Bapak servis Sha, sekarang

nggak

akan mogok lagi....”

Dia diam, hanya memelototkan mata, alis naik dan bibirnya monyong. Tapi, itu di belakang

bapaknya.

Motor lama, ya, lama aja, masak mau bersaing dengan produk sekarang. Kalau jalan bareng,

lawan melesat, dia terlambat. Habis, jalan seperti nenek-nenek berjingkat.

Buah Kersen merah jatuh di pangkuan menghapus lamunan Asha. Orang bengkel itu masih

merendam ban motornya.

“Kalau haus, itu ada air putih di kendi, Mbak!” Asha berterima kasih.

Asha bertopang dagu. Terbayang, temannya yang tak punya motor lebih suka pinjam motor

lain yang baru. Duh, sakit hati Asha. Padahal kalau dipikir ada untungnya juga, bensinnya utuh!

“Mbak, mesin motor ini masih bagus

Io

... pasti rajin sekali merawatnya. Masih banyak

Iho

Mbak, orang yang cari motor tipe ini.”

Asha mengangguk kebingungan. Dia sama sekali tak paham dengan mesin motor. Dia hanya

malu dengan motornya yang kelewat zaman.

Orang bengkel itu menuntun motor siap diserahkan pada Asha. Tiba-tiba.... “Jambret ... jambret

... tolooooong ...!” seorang Ibu berteriak-teriak minta tolong sambil menudingkan jarinya ke arah

motor yang tancap gas. Dua penumpangnya berjaket hitam, pemboncengnya menenteng tas

wanita, pasti milik ibu itu. Tukang becak yang mangkal di dekat ibu itu hanya terpana.

Lalu.... “Mbak, pinjam motornya!” Greeeeeng ....

Orang bengkel itu nekat memacu motor Asha, tanpa menunggu jawabnya. Dengan lincah bak

pembalap profesional, motor tua itu meliuk, kencang mengejar si penjambret. Orang di sekitar

mulai berdatangan mengerumuni si ibu yang menangis.

Tak berapa lama, motor Asha muncul dengan pengendara menyeringai gembira. Dia berhenti

di kerumunan, Asha berjalan mengikutinya. Dari sela kerumunan Asha mendengar orang bengkel

itu bertutur.

Bahasa Indonesia IX SMP/MTs

64

Membaca Kumpulan Cerpen

Tujuan Pembelajaran:

Siswa diharapkan mampu menganalisis nilai-nilai kehidupan cerpen dalam kumpulan cerpen.

C

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Apa tema cerpen di atas?

2. Sebutkan tokoh-tokoh dan wataknya cerpen di atas!

3. Sebutkan dan jelaskan latar yang terdapat dalam cerpen di atas!

4. Jelaskan alur cerpen di atas!

5. Amanat apakah yang terkandung di dalamnya?

LL

LL

L

atihan 5.2atihan 5.2

atihan 5.2atihan 5.2

atihan 5.2

Tugas

1. Ingatlah peristiwa-peristiwa yang pernah kamu alami!

2. Pilihlah peristiwa paling menarik untuk dijadikan tema cerpen!

3. Buatlah kerangka terlebih dulu!

4. Kembangkan kerangkamu menjadi cerpen dengan memperhatikan tokoh, latar, dan

alur cerita!

Mungkin, kamu pernah membaca buku kumpulan cerpen, baik

kumpulan cerpen dari seorang pengarang maupun kumpulan cerpen dari

berbagai pengarang cerpen. Tentunya, kamu masih ingat bagaimana cara

menganalisis cerpen tersebut.

Pada pelajaran kali ini, kamu akan belajar menganalisis nilai-nilai

kehidupan dalam kumpulan cerpen. Untuk menemukan nilai-nilai

kehidupan dalam cerpen, kalian harus menganalisis beberapa hal, antara

lain adalah

1. kejadian atau peristiwa apa yang terjadi dalam cerpen?

2. siapa saja yang terlibat atau pelaku?

“Bu, penjambret itu sudah ditangkap. Sekarang dibawa ke kantor polisi, Ibu datang saja ke

sana....”

“Wah, ternyata motor penjambret itu kalah dengan motor ini... tadi saya pepet, lalu saya tendang

motornya. Mereka jatuh, dikeroyok.” lanjutnya bak sang pahlawan sambil menepuk-nepuk motor

Asha.

Ada rasa bangga menyelip di hati Asha. Wajah kusutnya hilang. Ternyata, aku salah menilaimu,

sobat. Kamu tak kalah dengan mereka, makin tua makin berjasa. Bagiku, kamulah sang pahlawan

itu. Mulai sekarang, kamu akan menjadi teman setiaku.

Sumber:

Solo Pos,

Juli 2007

Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan

65

3. di mana dan kapan terjadi?

4. mengapa dapat terjadi?

5. bagaimana kejadiannya?

Setelah menganalisis hal-hal tersebut yang merupakan penjabaran dari

tema, penokohan, latar, dan alur cerita, kamu dapat menyimpulkan amanat

atau nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen. Nilai-nilai

kehidupan tersebut meliputi, nilai sosial, nilai moral, nilai religi atau agama,

nilai budaya, kemasyarakatan dan kemanusiaan yang sangat berperan dalam

kehidupan.

Bacalah dengan cermat sebuah cerpen berikut!

CERITA AWAL TAHUN

Karya Hamsad Rangkuti

Tersiar kabar seorang kaya dengan mobil Mercy-nya

menabrak dinding jembatan dan masuk tercebur ke dalam

kali. Air sungai tengah banjir. Bulan Desember adalah musim

penghujan. Saking dalamnya air, buntut Mercy itu tampak

timbul tenggelam di atas permukaan air yang keruh. Sampah

yang hanyut dibawa air bah tersangkut di buntut Mercy itu.

Di saat buntut itu menyembul. Regu penolong beterjunan

ke dalam air. Pintu mobil dibuka di dalam air. Orang kaya itu

telah mati. Barang-barang berharga yang ia beli untuk

menyambut persiapan tahun baru berhamburan dibawa air

deras begitu pintu mobil dibuka. Regu penolong tidak

menghiraukan barang-barang berharga itu. Mereka hanya

menyelamatkan orang kaya itu, keluarganya, anak-anaknya.

Yang masih hidup dalam keadaan cedera adalah anak-anak

orang kaya itu. Dia bersama istrinya mati seketika karena

jantung mereka tidak kuat karena kaget atau terlampau lama

tidak menghirup udara.

Demikianlah, berita itu tersiar. Barang-barang berharga

hanyut dibawa arus deras. Uang berhamburan dari kantong orang kaya itu

dibawa arus bercampur dengan sampah-sampah. Berita itu hinggap di telinga

Tugimin, kere yang tinggal menetap di dalam kotak-kotak kardus di pinggir

sungai. Ia menangkap berita itu ketika ia menghirup kopi di warung dekat pinggir

rel kereta api. Ia seperti melihat lembaran uang puluhan ribu mengapung di

permukaan kopinya di dalam gelas. Dia langsung cepat-cepat meneguk

kopinya dan melemparkan uang lima puluh rupiah. Kembalian uang dua puluh

lima rupiah tidak ia ingat lagi. Dia tadi memesan kopi satu gelas. Berita itu

telah menghapus pikirannya, bukankah ia tidak pernah memesan kopi satu

gelas. Uangnya tidak cukup untuk memesan kopi satu gelas. Dia biasa

memesan kopi setengah gelas. Makan tempe. Nasi setengah piring. Dan rokok

Jinggo satu batang.

“Jangan sampai uang puluhan ribu itu hanyut melintasi daerah ini. Aku

harus cepat-cepat mengamatinya dari atas dahan yang menjorok ke tengah

sungai. Dari atas dahan itu, segalanya akan tampak dengan jelas hanyut di

atas air,” pikir Tugimin sambil ia berjalan menguak rumput gelagah. Matanya

tampak bersinar-sinar, seperti dia melihat dompet terjatuh di tengah jalan.

Bahasa Indonesia IX SMP/MTs

66

Uang puluhan ribu. Aku hanya pernah melihatnya dipegang orang, tetapi aku

belum pernah memegangnya, apalagi memilikinya. Apakah kertasnya lebih

tebal dari uang kertas seratus rupiah? Apakah ia lebih tipis seperti plastik?

”Tetapi yang pasti uang itu lebih banyak memberimu sesuatu daripada uang

seratus rupiah,” pikir Tugimin. Ia memanjat pohon. Dia melihat di antara ranting

ke atas permukaan air. Air bergulung-gulung menakutkan membawa sampah-

sampah. Suaranya terdengar menerjang benda-benda keras yang

menghalang.

Orang lupa pada bahaya karena ia menginginkan sesuatu. Bahaya tidak

tampak bila nafsu untuk memiliki sesuatu telah menguasai seseorang.

Begitulah yang selalu menghinggapi seseorang. Apakah ia dapat mengingat

kekurangan-kekurangannya sendiri pada saat nafsu hendak memiliki itu telah

menguasai dirinya? Orang lupa pada kesanggupannya. Orang lupa pada

kelemahannya. Nafsu mengalahkan segalanya.

Tugimin memandang setiap potongan sampah yang hanyut. Bukankah

lembaran uang sepuluh ribu di permukaan air yang keruh telah berubah warna.

Uang sepuluh ribu tidak ubahnya seperti sampah yang hanyut bersamanya di

permukaan air keruh. Orang tidak akan mudah untuk membedakannya. Kecuali

dengan awas memandangnya. Itulah sebabnya Tugimin bergayutan di atas

dahan kayu itu, menjatuhkan pandangannya lebih dekat ke atas permukaan

air. Kalau dapat ia terbang merayap seperti kupu-kupu, dia akan melakukannya

untuk mengamati setiap sampah yang hanyut dari pinggir sungai seberang

sana, kembali ke seberang sini. Tetapi, ia tidak mungkin melakukan itu maka

kepalanya tampak seperti bandulan jam dinding, melempar pandang dari

pinggir sungai yang lain. Matanya seperti menyapu seluruh permukaan air

dari tepi ke tepi.

Dia melihat kotoran manusia hanyut. Dia melihat celana dalam wanita

hanyut. Balon-balon tidak berudara. Popok bayi. Bekas pembalut wanita.

Sandal jepit. Sepatu tentara. Peci lusuh. Potongan karcis. Puntung-puntung

rokok. Kaleng-kaleng. Kantong semen. Goni. Kardus-kardus bekas kemasan

alat elektronik. Sampah pohon. Dahan patah. Papan peti sabun. Bangkai tikus.

Bangkai anjing. Bangkai ayam. Bangkai kucing. Pelepah pisang. Dan lembaran

uang sepuluh ribu rupiah.

Tugimin melompat terjun menangkap lembaran uang sepuluh ribu rupiah.

Ia dapat mengenggam lembaran uang sepuluh ribu rupiah. Ia memegangnya

erat-erat. Ia takut uang itu lepas dari tangannya. Tetapi, ia tidak takut nyawa

lepas dari tubuhnya. Begitulah seperti yang kukatakan tadi, bahwa manusia

lupa pada bahaya, bila nafsu untuk memiliki sesuatu telah menguasai

seseorang. Tugimin lupa bahwa ia tidak pernah mandi ke tempat yang dalam.

Ia lupa bahwa ia tidak pernah belajar berenang. Dan seperti kukatakan tadi,

air menerjang benda-benda keras yang menghalangi jalannya, begitulah air

menerjang tubuh Tugimin. Ia lenyap di dalam air. Ia tenggelam bersama benda-

benda berat lainnya. Ia tidak pernah timbul.

Dahan masih bergoyang karena baru saja melepas benda yang berat. Air

terus bergulung-gulung. Sampah terus hanyut. Rumput di tepi sungai masih

terus ditarik arus. Rumput itu masih harus terus berpegang kuat pada akar-

akarnya. Tetapi, Tugimin mau berpegang pada apa. Ia lenyap bersama arus.

Orang melupakannya. Orang tidak ada yang melihat ia mencebur ke dalam

air. Tukang warung di pinggir rel juga tidak mengingatnya, kecuali kalau Tugimin

Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan

67

tidak membayar kopinya. Kalau Tugimin meninggalkan utang, pastilah pemilik

warung mengingatnya. Tidak ada yang merasa kehilangan Tugimin, kecuali

puntung-puntung rokok. Puntung-puntung rokok akan bertumpuk di depan

kantor-kantor. Bertumpuk di pinggir-pinggir trotoar. Tetapi, puntung-puntung

rokok itu tidak perlu gelisah. Masih banyak Tugimin yang lain yang akan

memunguti mereka. Tugimin yang ini tidak pernah timbul ke permukaan air.

Pagi bulan Januari, tersiar kabar ada bangkai manusia tersangkut di pintu

air. Bangkai itu gembung bagaikan goni berisi beras. Kabar itu menyebutkan,

bahwa mayat itu adalah maling yang tercebur ke dalam sungai. Maling itu

melarikan diri dari jalanan umum dikejar massa. Maling itu menceburkan diri

ke dalam air sungai yang sedang banjir. Uang yang dirampasnya dari dalam

tas wanita, masih tetap digenggam maling yang telah menjadi mayat. Orang

sukar mengeluarkan lembaran uang sepuluh ribu rupiah dari dalam

genggaman maling itu. Kabar itu juga menambahkan bahwa mata mayat itu

terbuka lebar. Biji mata yang sudah memudar, menatap para petugas seolah

dia tidak rela melepas uang kertas sepuluh ribu yang berada di

genggamannya. Orang bercerita, para petugas terpaksa memotong jari-jari

mayat itu dengan gergaji besi, supaya para petugas polisi kriminal dapat

dengan mudah mengambil uang sepuluh ribu rupiah itu untuk dijadikan barang

bukti. Sebab, kalau jari-jari itu tidak digergaji, kata kabar itu lagi, uang sepuluh

ribu itu akan menjadi robek.

Sumber:

Sampah Bulan Desember, Kumpulan Cerita Pendek,

Karya: Hamsad Rangkuti

Jawablah pertanyaan-peranyaan berikut!

1. Kejadian apa yang terjadi dalam cerpen di atas?

2. Siapa tokoh dalam cerpen di atas?

3. Jelaskan latar atau

setting

cerpen di atas!

a.

latar tempat

b . latar waktu

c.

latar suasana

4. Sebutkan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam cerpen di atas!

5. Apa amanat cerpen di atas?

Tugas

1. Bentuklah kelompok 3-5 anak!

2. Bacalah sebuah buku kumpulan cerpen!

3. Analisislah unsur intrinsiknya dan temukan nilai-nilai kehidupan cerpen tersebut!

LL

LL

L

atihan 5.3atihan 5.3

atihan 5.3atihan 5.3

atihan 5.3

Bahasa Indonesia IX SMP/MTs

68

LL

LL

L

atihan akhir bab

atihan akhir bab

atihan akhir bab

atihan akhir bab

atihan akhir bab

Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!

A. Pilihlah jawaban yang paling benar!

1. Lalulah berjalan Ken Tambuhan

Diiringkan pelipur dengan tadahan

Lemah lembut berjalan perlahan-lahan

Lakunya manis memberi kasihan

Penggalan puisi di atas merupakan....

a.

pantun

b . syair

c.

gurindam

d. mantra

2. Kata

pelipur

pada larik kedua bermakna ....

a.

kesedihan

b. pembantu

c.

penghibur

d. pengiring

3. Mardi Saleh punya istri

Siti Markamah namanya diri

Cantik molek paras berseri

Mahal didapat sukar dicari

Maksud larik keempat bait puisi di atas adalah ....

a.

Uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan istrinya sangatlah besar.

b . Dengan susah payah dan pengorbanan yang banyak , akhirnya berhasil Mardi Saleh

mempersunting gadis itu menjadi istrinya.

c.

Kecantikan wajah dan hati istrinya itu tidak ada bandingannya.

d. Kecantikan istrinya menghasilkan uang bagi dirinya.

4. Wahai muda kenali dirimu

Ialah perahu tamsil tubuhmu

Tiada beberapa lama hidupmu

....

Larik keempat puisi di atas berisi ....

a.

ingat akan dosa-dosamu

b . ke akhirat jua kekal hidupmu

c.

jangan sia-siakan dirimu

d. sembahyanglah kepada Tuhanmu

5. Yang merupakan isi dari puisi (nomor 4) terdapat pada larik ....

a.

larik 1 dan 2

b . larik 3 dan 4

c.

larik 1 dan 3

d. semua larik

Bab 5 Sastra Cermin Kehidupan

69

6. Prosa yang menceritakan salah satu masalah kehidupan pelakunya karena hanya mengambil

satu masalah disebut ....

a.

novel

b . novelet

c.

drama

d. cerpen

7. Tokoh utama yang bersifat baik dalam suatu cerita disebut ....

a.

antagonis

b . protagonis

c.

sutradara

d. tokoh tamu

8. Pesan pengarang kepada pembaca dalam karya sastra disebut ....

a.

tema

b . alur

c.

latar

d. amanat

9. Sebelum duduk di bawah tugu, sebagai orang tua sejati aku beberkan sapu tanganku ke

rumput biar pantolan tropikal yang kupakai tidak kotor, kemudian aku memandang pada

makam sambil menyalakan sigaret lagi. Di sekitar tempat rindang itu matahari memanas

terik.

Sudut pandang kutipan cerpen tersebut adalah ....

a.

pertama pelaku utama

b . pertama pelaku sampingan

c.

ketiga di luar cerita

d. kedua pelaku utama

10. Latar waktu dalam kutipan cerpen nomor 9 adalah ....

a.

malam hari

b . siang hari

c.

sore hari

d. senja hari

11. Tetapi, bagaimanapun juga, Kresno tak akan putus asa. Ia dilahirkan dalam kesengsaraan

hidup bersama kesengsaraan. Meskipun celana 1001-nya lenyap, Kusno akan berjuang

terus melawan kesengsaraan biarpun hanya untuk mendapatkan sebuah celana 1001 yang

lain.

Tema kutipan cerpen di atas adalah ....

a.

kesengsaraan

b . kegigihan

c.

kepasrahan

d. kesedihan

12. Sudut pandang pengarang dalam kutipan cerpen di atas (nomor 11) adalah ....

a.

orang pertama pelaku utama

b . orang pertama pelaku sampingan

c.

orang kedua

d. orang ketiga

Bahasa Indonesia IX SMP/MTs

70

13. Janganlah mudah menyerah dalam memperjuangkan hidup. Kalimat tersebut merupakan

... kutipan cerpen nomor 11.

a.

latar

c.

amanat

b . alur

d.

sudut pandang

14. Fungsi kata

yang

yang tepat adalah ....

a.

sebagai pelengkap

c. sebagai pengantar

b . sebagai penegas

d. sebagai unsur penting dalam kalimat

15. Kalimat yang menggunakan

yang

sebagai penegas adalah ....

a.

Ayah membeli sepatu yang lucu buat adik.

b . Ibulah, yang selama ini membimbingku.

c.

Adik mencarikanku boneka yang telah lama hilang.

d. Rosi menjadi anak yang terpandai di kelas.

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!

1. Wahai Ananda hendaklah giat

Hidup di dunia amatlah singkat

Banyaklah amal serta ibadah

Supaya selamat dunia akhirat

Termasuk karya jenis apa teks di atas? Berilah alasan yang cukup!

2. Jelaskan isi syair di atas!

3. Jelaskan yang dimaksud dengan

a.

tema,

b . alur,

c.

latar, dan

d. amanat!

4. Apa yang dimaksud dengan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen?

5. Tulislah sebuah cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami!

Latihan Semester 1

71

71

Latihan Semester

1

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling benar!

POLUSI DI JAKARTA

Mereka yang tinggal di Jakarta sesungguhnya adalah para pemberani. Sejak terbit fajar

sampai terbit kembali, maut selalu mengintai di sekeliling mereka. Bukan saja dari tindak

kriminal yang memang kian mengerikan, melainkan juga dari udara yang mereka hirup dan

air tanah yang mereka konsumsi. Warga Jakarta memang hidup dalam kepungan kerusakan

lingkungan yang kronis. Mereka menghadapi semua itu setiap hari.

Dalam sebuah acara diskusi di Jakarta belum lama ini, Deputi Pembinaan Sarana Teknis

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup, Masnelliarty Hilman,

menuturkan bahwa pencemaran udara di Jakarta sudah mencapai titik kritis. Akibatnya,

timbullah penyakit pernapasan, asma, iritasi mata, kulit, hingga kematian. Di Jakarta

meningkatkanya gejala autisme pada anak dan turunnya IQ secara merata adalah akibat polusi

udara.

Bagaimana kondisi air yang sehari-hari mereka minum? Ada tiga sungai di sekitar ibu kota

yang airnya digunakan sebagai bahan baku air minum. Sungai itu adalah Sungai Ciliwung,

Sungai Krukut, dan Sungai Kalimalang. Berdasarkan data Badan Pengelola Lingkungan Hidup

Daerah (BPLHD) DKI, tercatat bahwa kualitas air di ketiga sungai itu telah melampaui baku

mutu yang telah ditetapkan.

Dari arah laut, polusi ikut mengancam. Beberapa waktu lalu ditemukan ikan-ikan di Teluk

Jakarta mengalami kematian massal. Ada penjelasan mengenai sebab kematian itu, yakni akibat

panas, unsur hara, unsur logam berat, unsur sedimen, polutan organik, persisten, dan hidro

karbon.

Lengkap sudah bayang-bayang kematian mengintai warga Jakarta setiap hari. Ancaman

terburuk itu dapat dihindari jika ada sesuatu yang dilakukan. Ekosistem membutuhkan

keseimbangan. Saat ini keseimbangan tersebut sudah rusak akibat ulah manusia sendiri.

Mengembalikan keseimbangan itulah yang mesti dilakukan. Jelas ini bukan hanya tugas

pemerintah, melainkan semua anggota masyarakat.

1. Gagasan utama paragraf pertama wacana di atas adalah....

a.

Warga Jakarta terancam maut dari tindak kriminal.

b . Warga Jakarta terancam dari pencemaran udara.

c.

Warga Jakarta merusak lingkungan setiap hari.

d. Warga Jakarta terancam dari kerusakan lingkungan.

2. Kalimat berikut ini yang merupakan opini dari wacana di atas adalah....

a.

Masnelliaty menuturkan pencemaran udara di Jakarta.

b . Dari arah laut, polusi ikut mengancam.

c.

Beberapa waktu lalu ditemukan ikan di Teluk Jakarta mengalami kematian massal.

d. Ada tiga sungai di sekitar ibu kota yang airnya digunakan sebagai bahan baku air minum.

Bahasa Indonesia VIII SMP/MTs

72

3. Berikut ini yang merupakan fakta dalam wacana di atas adalah....

a.

Sejak terbit fajar sampai terbit kembali, maut setia mengintai di sekeliling mereka.

b. Berdasarkan data BPLHD DKI, tercatat bahwa kualitas air di ketiga sungai telah

melampaui baku mutu.

c.

Lengkap sudah bayang-bayang kematian, mengintai warga Jakarta.

d. Kerusakan lingkungan tidak dapat diperbaiki.

4. Kesimpulan yang tepat dari isi wacana di atas adalah....

a.

Kerusakan lingkungan hanya sedikit mendatangkan sumber penyakit.

b. Upaya apa pun yang dilakukan pemerintah dalam memperbaiki lingkungan hanya

sia-sia.

c.

Pencemaran lingkungan harus segera diatasi bersama.

d. Upaya pencegahan kerusakan lingkungan perlu waktu panjang.

5. Pemerintah akan melakukan survei kebutuhan dasar pendidikan di sekolah sebagai salah

satu solusi pemecahan permasalahan pendidikan. Survei tersebut diharapkan memberikan

hasil terwujudnya pendidikan murah/gratis. Sekolah murah akan menjangkau semua

kalangan masyarakat sehingga dapat menjadi jalan keluar dari masalah pendidikan di negara

ini.

Kritik yang sesuai untuk isi bacaan di atas adalah....

a.

Pendidikan murah belum tentu mampu menjangkau semua lapisan masyarakat karena

masih banyak orang yang belum sadar pendidikan.

b. Survei sebaiknya tidak hanya berorientasi pada pendidikan murah, tetapi lebih

memikirkan kualitas dan jaminan masa depan lulusan.

c.

Masalah pendidikan jelas tidak dapat diselesaikan dengan survei kebutuhan dasar

pendidikan.

d. Pendidikan murah tidak dapat dilaksanakan karena pendidikan membutuhkan biaya

yang sangat besar.

6. Jln., Rmh, LT 200, LB, ISD, Jln. Muh TAMRIN 25A (Sebelah BRI) T.0813234545

Jln., Rmh, LT, dan LB dalam iklan baris di atas merupakan singkatan dari ....

a.

dijual, rumah, lantai, dan lebar

b . jual, rumah, luas tanah, dan luas bangunan

c.

jual, rumah, luas tanah, dan luas bangunan

d. jual, rumah, lantai, dan luas bangunan

7. Sony memiliki sepeda bermerek Honda Supra yang dibeli tahun 2000 dalam keadaan baru.

Saat ini kondisi mesin masih bagus. Sony tinggal di Jalan Ronggo Warsito 20 Surakarta

akan menjual sepeda motornya dengan cepat dengan harga tujuh juta rupiah. Yang berminat

dapat menghubunginya ke

Handphone

081329456789

Penulisan iklan baris yang tepat adalah....

a.

Dijual Honda Supra 2000, mesin bagus, harga nego, hubungi Sony Jalan Ronggowarsito

20 Surakarta

Handphone

081329456789

b . Jln. Honda Supra th 2000, msn bagus. Hrg 7 jt Hub. Sony Jl. Ronggowarsito 20 Surakarta

HP 081329456789

c.

Djl. Hd. Supra. Msn. Bgs. Hrg 7 Jt. Hub. Sony Jln Ronggowarsito 20 Surakarta.

d. Djl. Hd. Supra. Msn. Bgs. Hrg 7 jt Hub. Sony 081329456789

Latihan Semester 1

73

8. Untuk mengetahui informasi tentang sebuah istilah penting dengan cepat dan tepat, kita

harus membaca....

a.

buku telepon

c.

ensiklopedia

b. Indeks

d.

daftar kata

9. Bacalah indeks pengarang di bawah ini!

Sutan Takdir Alisyahbana :

16, 170, 175

Chairil Anwar

: 2, 19, 25, 170

Sanusi Pane

: 30, 37, 45, 60

Rosihan Anwar

: 37, 45, 50, 60

Jika kamu ingin mengetahui informasi tentang Sanusi Pane dan Rosihan Anwar, kamu

dapat melihat halaman....

a. 30, 37, 45

c.

25, 50, 30

b. 37, 45, 60

d. 60, 170, 175

10. Manfaat resensi buku adalah....

a.

mengetahui harga buku.

b . mengetahui teknik penulisan.

c.

mengetahui kelebihan dan kekurangan buku.

d. mengetahui teknik penulisan buku dan pengarang yang bagus.

11. Berikut hal-hal yang dapat dinilai dari buku yang diresensi, kecuali....

a. jumlah buku

c. penggunaan bahasa

b. data buku

d. kelebihan dan kekurangannya

12. Kalimat berikut ini berupa kritik/saran dengan bahasa yang santun adalah....

a.

Belajarlah yang tekun supaya tidak goblok!

b . Belajarlah yang rapi agar prestasimu menurun!

c.

Belajarlah yang rajin, prestasimu akan meningkat!

d. Belajarlah bagaimanapun kamu tidak akan pintar!

13. Ia malas belajar...tidak dapat mengerjakan soal.

Konjungsi yang tepat untuk kalimat tersebut....

a.

sebab

c.

sehingga

b. karena

d. akibat

14. Kalimat berikut yang merupakan kalimat pengandaian adalah....

a.

Yuli memang malas belajar sehingga tidak naik kelas.

b . Suaranya merdu seperti penyanyi.

c.

Daripada melamun lebih baik kamu belajar.

d. Sekiranya ia dapat membeli sepeda, ia akan ke rumahmu naik sepeda.

15. Anak itu sehat secara lahiriah

Akhiran-iah pada kata

lahiriah

berfungsi membentuk....

a.

kata benda

c.

kata sifat

b . kata kerja

d. kata keadaan

16. Kata berikut ini yang tepat mendapat imbuhan

–wi

adalah....

a.

lahir

c.

surga

b. batin

d. badan

Bahasa Indonesia VIII SMP/MTs

74

17. Pewawancara :

Sejak kapan Bapak bertugas sebagai pengamat Gunung Merapi?

Tokoh

:

Sejak saya selesai menempuh pendidikan S-2 tahun 1992.

Pewawancara : Bagaimanakah masyarakat sekitar Merapi menyikapi keadaan Merapi yang

terlihat semakin aktif?

Tokoh

:

Mereka lebih cenderung mempercayai isyarat alam daripada pendapat

para ahli.

Pewawancara : ...

Tokoh

: Sebagai petugas saya wajib memberikan informasi berdasarkan hasil

pengamatan Direktorat Vulkanologi.

Pertanyaan yang tepat untuk melengkapi wawancara tersebut adalah....

a.

Apakah Bapak puas terhadap kepercayaan mereka tentang Merapi?

b . Mengapa penduduk sekitar Merapi lebih percaya pada isyarat alam?

c.

Bagaimana hasil pengamatan Bapak terhadap aktifnya alam?

d. Langkah apa yang Bapak tempuh untuk mengatasi kepercayaan mereka?

18. Tokoh yang diwawancarai pada dialog di atas bertugas sebagai....

a.

penjaga Gunung Merapi

c.

Dinas Kehutanan

b . pengamat Gunung Merapi

d.

Pendidikan S-2

19. Berikut merupakan ciri-ciri syair, kecuali....

a.

bersajak aaaa

b . setiap bait terdiri atas empat baris

c.

baris 1,2 sampiran, dan baris 3,4 isi

d. semua baris merupakan isi

20.

SYAIR KUMBANG DAN MELATI

Dengarkan tuan kisah bermula

Ceritanya Ratu di Jenggala

Asalnya dari Batara kali

....

Larik yang sesuai untuk melengkapi penggalan syair di atas adalah....

a.

Orang gagah tidak terkira

c.

Negerinya besar tidak tercela

b . Terkenal di mana-mana

d. Istrinya cantik luar biasa

DI BAWAH GELOMBANG

Karya : Sanusi Pane

Aku membawa bidukku perlahan

Dalam kesunyian malam waktu

Tidak berpawang tidak berkawan

Entah ke mana aku tak tahu

Jauh di atas bintang kemilau

Seperti sudah berabad-abad

Dengan damai mereka meninjau

Kehidupan bumi yang kecil amat.

Aku bernyanyi dengan suara

Seperti bisikan di daun

Suaraku hilang di dalam udara

Dalam laut yang beralun-alun.

Latihan Semester 1

75

21. Puisi di atas, yang berjudul “Di Bawah Gelombang,” dapat kita rumuskan temanya, yaitu....

a.

kekhawatiran penyair

b. kekaguman penyair

c.

renungan penyair

d. suara hati penyair yang sedih

22. Dari puisi berjudul “Di Bawah Gelombang” terkandung pesan moral, yaitu ....

a.

Hendaknya kita selalu ingat akan kebesaran Tuhan.

b . Dunia ini kecil dibandingkan dengan kebesaran Tuhan.

c.

Kita dapat damai dengan bernyanyi di waktu sunyi.

d. Hidup tanpa kawan menjadi sepi.

23. Dari puisi berjudul “Di Bawah Gelombang”pada soal di atas, jika dipahami baris demi

baris, yang paling banyak kita temukan adalah citraan....

a.

pendengaran

c.

p

erasaan

b . penglihatan

d.

penciuman

24. Perjalanan cerita dari awal sampai akhir disebut....

a.

tema

c.

amanat

b . alur

d.

sudut pandang

25. Tempat terjadinya suatu cerita disebut....

a.

alur

c.

sudut pandang

b. tema

d.

latar

KISAH DI KANTOR POS

....

“Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos wesel

kepada saya,” ujarku

“Mana dapat keliru?” si pegawai menyela dengan cepat,

“Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah yang tertulis

dalam pos wesel saya.”

“Coba saya lihat dulu. Saya masih ingat pos wesel Anda!” si pegawai lalu memeriksa salah

satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya. “Nah ini, wesel

pos nomor 147 dengan huruf g jumlah uang tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi

Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?” “Tidak, jawab si laki-laki.” Nona tadi memberikan

kepada saya bukan tiga lembar uang ratusan, tapi empat lembar. Tadi empat ratus rupiah yang

saya terima.”

(Mohammad Ali)

26. Tokoh utama cerpen di atas adalah....

a.

pegawai pos

c.

nona pegawai pos

b . laki-laki di kantor pos

d. laki-laki pengambil pos wesel

27. Watak tokoh utama dalam cerpen di atas adalah....

a.

jujur

c.

sabar

b. kikir

d. pemarah

28. Tema paling tepat untuk cerpan tersebut adalah....

a.

kegemaran

c.

kejujuran

b . kedisiplinan

d. kemanusiaan

Bahasa Indonesia VIII SMP/MTs

76

Pada pelajaran Bu Ratna aku tidak dapat konsentrasi sama sekali. Oh Tuhan, aku menyesal.

Mengapa aku lakukan perbuatan itu. Itupun juga salahku karena tidak belajar sebelumnya.

Aku terpaksa menyontek. Aku tidak ingin mendapatkan nilai di bawah 5.

Sumber: Karena Menyontek, Lia Isvarischa

29. Latar pada kutipan cerpen tersebut adalah....

a.

di rumah

c.

di kelas

b . di halaman

d. di rumah sakit

30. Nilai-nilai yang terkandung dalam penggalan cerpen di atas pada nomor 39 adalah....

a.

keterusteranga

c.

kejujuran

b. kepasrahan

d. penyesalan

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Sebutkan ciri-ciri syair!

2. Buatlah kalimat dengan menggunakan imbuhan

a.

–isme,

b . -isasi.

3. Jelaskan pengertian buku berindeks!

4. Sebutkan hal-hal yang terdapat dalam resensi buku!

5. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata pengandaian!

6. Roni ingin menjual rumahnya dengan cepat. Fasilitas yang ada di rumah itu terdiri 3 kamar

tidur, 2 kamar mandi, ruang makan, telepon, dan garasi.

Rumah beralamatkan di Jalan Raya Slamet Riyadi dan dapat dihubungi di nomor

Handphone

08132910101 untuk informasi selanjutnya.

Tulislah iklan baris berdasarkan ilustrasi di atas dengan bahasa yang singkat, padat, dan

jelas!

7. Perbaikilah karangan berikut ini dengan berpedoman pada ejaan, tanda baca, pikiran kata,

dan keefektifan kalimat

PARA PAHLAWAN SOSIAL

Sering kita bertanya, masih adakah nilai kejujuran di negara yang begitu tinggi tingkat

korupsinya ini? jawabannya, masih banyak mutiara yang tersimpan.

Sehari menjelang puasa lalu, dalam acara penyerahan rumah Dana Kemanusiaan

“Kompas” bagi para korban gempa di Dusun Ngibikan, Bantul, DI. Yogyakarta, kebanggaan

itu pantas mencuat. Bagaimana tidak, kalau warga desa yang begitu bersemangat dan penuh

percaya diri untuk bangkit dari bencana mampu mengelola bantuan yang didapat secara

transparan akuntabel.

Pada awalnya dianggarkan biaya pembangunan kembali rumah-rumah itu sekitar Rp.

10 juta. Untuk itu diberikan dana Rp. 700 juta untuk membangun 65 rumah yang rusak

total karena gempa bumi 27 Mei lalu.

8. Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik dalam cerpen di bawah ini!

MENJEBAK PENCURI DOMBA

Dalam upaya persiapan hari Raya Kurban, Abunawas membeli seekor anak domba.

Anak domba tersebut rencananya akan dipelihara dan dijual pada rari Raya Kurban nanti.

Diharapkan anak domba tersebut sudah menjadi gemuk dan besar pada saatnya nanti.

Latihan Semester 1

77

“Tentu harganya akan mahal,” lamun Abunawas” Dan aku pasti untung besar”.

Tapi untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Belum dua hari Abunawas

memeliharanya, tiba-tiba anak domba itu hilang dicuri orang. Dapat dibayangkan betapa

sedihnya hati Abunawas.

“Tega benar pencuri itu padaku,” gumam Abunawas. “Padahal aku membelinya dengan

susah payah.”

Berhari-hari Abunawas mencarinya, tapi tidak ketemu juga. Dari pengamatannya, pencuri

domba itu bukan orang jauh. Kalau bukan tetangga, pasti orang-orang di dekat sini saja. Tapi

bagaimana memastikan bahwa merekalah pencurinya?

Seminggu kemudian, Abunawas diundang

tasyakuran

. Yang mengundang adalah tetangga

dekatnya yang bernama Towos. Selain Abunawas, Towos juga mengundang Pak Hakim. Sejak

menerima undangan itu, Abunawas sudah merasa curiga kepada Towos. Perasaan itu terpatri

kuat di hati Abunawas.

Dalam acara

tasyakuran

tersebut dihidangkan menu sate dan gulai yang lezat. Baunya

semerbak membangkitkan selera. Abunawas menahan perasannya dalam-dalam.

“Jangan-jangan sate dan gulai ini berasal dari anak domba kepunyaanku,”batin Abunawas.

Tapi dia berusaha tidak mengatakannya. Dia sibuk mencari akal bagaimana memastikan daging

sate dan gulai ini berasal dari anak domba kesayangannya. Di sela-sela makan, Abunawas sengaja

membual di hadapan para undangan.

“Kalau makan sate dan gulai seperti ini aku jadi ingat anak domba kesayanganku,” ujar

Abunawas mengawali bualannya.

“Tapi sayang,”lanjutnya Abunawas lagi.” Anak domba kepunyaan itu telah hilang dicuri

orang. Padahal....?”

“Padahal apa Abunawas?”tanya Pak Hakim yang rupanya tertarik dengan cerita Abunawas.

“Itu belum seberapa,” lanjut Abunawas meneruskan bualannya. “Di saat bulan purnama,

anak domba kesayanganku itu dapat juga mendendangkan lagu-lagu kasidah.”

Pak Hakim dan para undangan semakin tercengang. Mereka seakan-akan tidak percaya.

Tapi situasi semacam itu membuat Towos, tuan rumah, menjadi panas hatinya. Dia tahu persis

bahwa anak domba kepunyaan Abunawas sama sekali tidak seperti yang diceritakan oleh si

empunya. Tanpa sadar, ia keceplosan.

“Badrun!”teriak Towos, tuan rumah memanggil anaknya. “Tolong ambilkan kulit domba

yang baru saja kita sembelih dan bawa ke sini!”

“Buat apa, Pak? tanya Badrun.

“Biar Pak Hakim dan para undangan tahu kalau Abunawas adalah seorang pembual besar.

Dengan melihat kulitnya, mereka akan tahu kalau anak domba Abunawas sebenarnya sangat

kurus dan kurapan.”

Mendengarkan Towos keceplosan ngomong, seketika Abunawas menghujam pertanyaan

yang telak.

“Jadi, kau yang mencuri anak dombaku?” sergap Abunawas. Towos gelagapan. Dia sadar

kalau keceplosan ngomong. Akhirnya, mau tak mau dia menuai akibatnya, mendapat malu di

tengah-tengah Pak Hakim dan para undangan. Sementara itu, Abunawas walau telah kehilangan

anak domba, akhirnya dapat tersenyum karena berhasil mempermalukan pencurinya.

Sumber:

Mentari Majalah Anak Indonesia

, Edisi Minggu IV, Januari 2001